Kali ini akan singkat saja.
Saya lupa memberitahu Anda secara pastinya – dan sangat menginspirasi– cara Bibi Neneng meninggal.
Kematiannya begitu indah dan dramatis seperti hidupnya. Beginilah ceritanya.
Senin pagi sebelum ia meninggal, ia memimpin pujian di Anawim, rumah kami bagi kaum lansia terlantar.
Dan lagu terakhir yang ia nyanyikan adalah lagu ciptaan saya, berjudul Draw Me. Berikut adalah liriknya(membacanya menyejukkan hati saya !).
Draw me now closer to thy throne,
Take me near to receive thy mercy,
Draw me deep into thy presence,
Oh lift my soul higher and higher…
Reff:
Higher, draw my soul higher,
To thy throne where I will rest…
Setelah pujian, ia seharusnya beristirahat – karena Senin adalah hari liburnya.Tapi wanita tua berusia 83 tahun ini bersikeras untuk memberikan pengarahan pada para pemerhati baru. (Pemerhati adalah istilah bagimereka yang melayani dengan memberikan perhatian khusus bagi orang lain.)
Di akhir pengarahannya, ia menutup matanya, kepalanya “terjatuh” kesamping. Dan begitulah. Para staf Anawim melarikannya ke rumah sakit, namun ketika di mobil pun, mereka sudah tidak lagi menemukan denyut nadinya.Bibi Neneng sering mengatakan pada saya, “Saudara Bo, saya ingin meninggal dalam keadaan aktif melayani Tuhan.”
Dan Tuhan mengabulkan permintaannya. Persis.
Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tapi itulah cara yang saya inginkan untuk meninggal.
Damai. Cepat. Tidak sakit.
Dan dengan masih mengenakan sepatu saya– melayani Tuhan!
Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar