Saya selalu menyukai restoran-restoran.
Restoran-restoran yang sederhana, kecil, dan nyaman.
Mungkin karena ketika saya masih kecil, saya ingat Ayah selalu mengajak saya untuk menikmati pizza atau es krim atau hotdog setiap minggu.
Di restoran, saya merasa dicintai. Dan senang.Dan ketika saya menginjak usia dua puluh, salah satu hal favorit yangsaya senang lakukan adalah duduk sendirian di sebuah kedai kopi,membaca sebuah buku yang tebal.
Tapi saya punya suatu masalah besar.
Selama bertahun-tahun, saya miskin, misionaris bujangan. Seberapa miskin?
Setiap kali saya masuk ke sebuah restoran sederhana seperti Jollibee, saya selalu harus terlebih dulu menghitung uang saya– termasuk recehan saya – untuk mengecek apakah saya punya cukup uang. Dan seringkali, saya harus keluar lagi karena uang saya tidak cukup untuk makan di sana.
Saya akan ceritakan tentang satu pengalaman saya yang tak terlupakan.Dan ya, itu berhubungan dengan Crispy Pata (kaki babi yang dimasakdalam oven, garing banget!).
RASA SAKIT EMOSIONAL DAPAT MEMBUAT ANDA BERUBAH
Suatu hari, saya ingin membuat pacar saya terkesan.
Syukurlah, saya merasa kaya hari itu karena saya mempunyai 500 Peso didompet saya.Maka saya mengajaknya untuk makan di sebuah restoran yang spesial.(Semua restoran yang menggunakan taplak adalah spesial bagi saya.)
Tapi sebagian diri saya masih ragu apakah saya punya cukup uang untukmembayar makanan kami.
Saya tahu menu istimewa restoran itu adalah Crispy Pata (Yap, saya masih makan daging ketika itu). Dengan cepat, saya membaca DaftarMenu. Harganya hanya 150 Peso. Yes! Saya sanggup membayarnya.Saya memanggil pelayan dan memesan Crispy Pata. Dengan dua mangkok nasi.
Untuk menghemat, saya tidak memesan minuman. Syukurlah, pacar saya tidak pesan juga. Saya tersenyum. Segalanya berjalan sesuai keinginan saya.
Di akhir acara makan kami yang enak sekali, pelayan membawa dua mangkok hijau kecil Macapuno (minuman kelapa). Rupanya beginilah restoran yang bertaplak: Mereka memberi hidangan penutup gratis!
Kemudian pelayan memberikan bon pada saya.
Dan seketika itu juga saya merasa jiwa saya melompat keluar dari tubuh saya selama sepuluh detik.Karena bon saya sejumlah 561 Peso!
Dengan degup jantung saya yang berdetak kencang dan keringat yang membasahi ketiak, saya memanggil si pelayan. Saya menanyakan mengapa bon saya lebih dari lima ratus karena saya hanya memesan Crispy Pataseharga 150 Peso?
Ia kembali menunjukkan Daftar Menu kepada saya. Ia menjelaskan bahwa150 Peso itu untuk 100 gram. Dengan wajah tersenyum, ia memberitahu saya bahwa ia menyajikan 300 gram untuk kami. Seolah ia telah membantu saya!
Jadi kami makan Crispy Pata seharga 450 Peso.Dan itu bukanlah akhir dari pencobaan saya. Pelayan juga menunjukkan bahwa Macapuno itu seharga 20 Peso satunya. Itu sama sekali tidak gratis.
Jadi dengan nasi dan pajak, total bon mencapai lebih dari isi dompet saya.Maka saya melakukan satu hal yang paling memalukan yang pernah saya lakukan dalam hidup saya – seperti ketika saya berkotbah dengan resleting yang terbuka.
Dengan berbisik, saya bertanya pada pacar saya, “Uh, kamu punya uang? Uang saya kurang…”Syukurlah, ia punya.Tapi saya sudah tidak punya apa-apa lagi untuk tip pelayan.Dengan kepala tertunduk, saya berjalan keluar dari restoran secepat mungkin.
Teman-teman, kejadian ini sudah lama sekali.Tapi saya tidak dapat melupakan betapa pengalaman memalukan ini memberi saya sebuah fantasi yang sangat kuat. Hal ini mungkin tidakberarti bagi Anda, tapi betul-betul kuat bagi saya: Saya berangan-angan suatu saat ketika saya mempunyai banyak uang, saya bisa masuk ke restoran manapun yang saya mau, dan memesan apapun yang saya inginkan– bahkan tanpa melihat harga yang tertera di Daftar Menu!
Mungkin Anda menganggap saya bodoh. Menganggap saya kekanak-kanakan.Menganggap saya tidak waras. Namun pengalaman-pengalaman seperti ini cukup menyakitkan, mereka membakar keinginan saya untuk menjadi kaya.
DARI PIKIRAN ATAU DARI HATI?
Anda perlu suatu alasan emosional yang kuat untuk menjadi kaya – kalau tidak, hal itu tidak akan terjadi.
Inilah alasannya:
Kita membuat pilihan berdasarkan alasan-alasan emosional, bukan logika. (Oh ya, setelah pilihan, kita membenarkan dengan alasan-alasan yang masuk akal. Tapi alasan pertama selalu adalah emosional.) Alasan selalu harus datang dari hati, bukan hanya dari pikiran.Lucu, tapi begitulah cara kita manusia bekerja.
Saya akan ceritakan pada Anda tentang alasan-alasan saya yang kuatu ntuk mengubah kehidupan finansial saya – dari yang paling luhur hingga yang paling bodoh.
Alasan mulia saya:
Saya membenci kenyataan bahwa saya ingin menolong orang tapi saya tidak dapat – karena saya tidak punya uang.
Saya selalu berhadapan dengan kebutuhan orang-orang yang saya layani…Beberapa dari mereka mempunyai kebutuhan finansial yang sangat kecil,dan saya bahkan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan kecil tersebut.
Kondisi itu begitu membuat frustrasi.
Maka saya membiarkan sebuahangan-angan tumbuh dalam hati saya: Bahwa saya akan mempunyai lebih dari cukup untuk saya berikan bagi kebutuhan mereka.
Alasan kedua saya:
Saya membenci kenyataan bahwa setiap kali saya mempunyai ide-ide pelayanan, saya tidak dapat mewujudkannya – karena pelayanan selalu membutuhkan uang.
Maka saya mulai membiarkan sebuah angan-angan lain: Bahwa ketika saya punya ide pelayanan baru, saya akan mengeluarkan dompet atau buku cek saya dan berkata, “Saya akan membiayai pelayanan ini selama 6 bulan pertama.” Bulu kuduk saya berdiri dengan hanya membayangkan hal ini. Rasanya begitu indah dan luar biasa, ini adalah khayalan favorit saya.
Alasan ketiga saya adalah alasan bodoh saya untuk menjadi kaya:
Restoran!Jika Anda ingin mengubah apapun dalam hidup Anda, temukan sebuah“Alasan Emosional” yang cukup kuat dan tidak masalah apapun kenyataannya.Anda akan berubah.
(Akan bersambung minggu depan…)
Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar