Kamis, 07 Agustus 2008

APAKAH BERDOA SEMESTINYA MENYENANGKAN?

Ya, Jika Anda Menggunakan Bahasa Doa Anda Sendiri.

Apakah Anda bergumul dalam doa harian?Jawaban saya, ya.

Selama bertahun-tahun.Namun tanpa mempedulikan apapun yang saya rasakan, saya tetap berdoa. Itulah “pengajaran” dan “aturan” bagi umat Kristiani yang baik seperti saya.Maka setiap hari, saya masuk ke kamar dan berbicara kepada Tuhan.Tiga puluh menit, itulah ajaran yang saya terima. Maka saya lakukan30 menit.Beberapa hari, berjalan dengan baik.Beberapa hari, rasanya seperti gigi yang sedang dibor.Atau seperti sedot-lemak. (Kalau saja Anda menebak-nebak, saya tidakpernah mengalaminya, tapi beberapa teman memberitahu saya hal itu seperti penyiksaan.) Selama hari-hari sulit berdoa itu, setiap bagian diri saya rasanya ingin keluar dari ruangan itu. Saya merasa begitu kering. Begitu kosong. Begitu jauh dari Tuhan. Dan saya tidak tahu mengapa. Mengapa saya merasa begitu depresi? Saya hanya menyimpulkan kalau itu adalah kekeringan rohani yang sering dialami para santo-santa (Ehem!).

Saya membaca bahwa Santa Theresa dari Avila mengalami kekeringan rohani selama 20 tahun. Siapa saya yang berhak mengeluh?Hingga saya mengerti tentang apa yang sekarang saya sebut “BahasaDoa”.Sekarang, saya sadar bahwa mungkin kekeringan rohani yang dialami oleh banyak orang berasal dari ketidak-cintaan mereka terhadap diri sendiri belaka. Bagaimana? Mereka tidak menghormati kepribadian mereka sendiri, tidak mendengarkan kebutuhan mereka, dan tidak menggunakan bahasa doa mereka sendiri.

KESOMBONGAN ROHANI SAYA
Sekali waktu, saya pikir hanya ada satu cara untuk berdoa: Cara saya! Cara saya berdoa artinya masuk ke sebuah ruangan, duduk atau berdiri, dan menyanyi, mendengar, dan berbicara pada Tuhan. Selama bertahun-tahun, saya mengajar orang lain untuk melakukan hal yang persis sama. Saya menyebutnya “Waktu Doa” dan hanya ada satu penjelasan untuk hal itu – yaitu penjelasan saya. Saya ingat seorang wanita yang mengatakan, “Bo, saya menyirami tanaman setiap pagi. Dan ketika saya melakukan hal itu, saya membayangkanTuhan melakukan hal yang sama di samping saya. Dikelilingi oleh udara yang segar dan keindahan bunga-bunga di sekitar saya, saya meluangkan waktu bersamaNya. Ketika saya mengotori tangan saya dengan tanah, saya diberkati. Dan saya merasa begitu disegarkan setiap pagi…”Saya mengerutkan dahi padanya. Saya katakan, “Itu baik. Tapi Anda tetap perlu suatu waktu doa formal dimana Anda masuk ke suatu ruangan– dan kemudian duduk dan berdiri. Dan lalu menggunakan A.C.T.S –Adoration, Contrition, Thanksgiving, and Supplication (Adorasi,Pertobatan, Ucapan syukur, dan Syafaat)…” Ampuni saya, Tuhan, untuk kesombongan rohani saya! Mungkin sebagian dari diri saya memandang rendah kepada setiap orangyang kehidupan doanya terlalu menyenangkan. Mana boleh dia begituketika saya menderita dalam doa-doa saya? Saya tidak pernah beranggapan bahwa dia mungkin lebih dekat pada Tuhan dibandingkan saya.Karena Tuhan menjadikannya seorang tukang kebun. Dan Tuhan bertemu dengannya di taman. Tuhan berbicara padanya dengan bahasa doa yang Ia berikan padanya.

APA BAHASA DOA ANDA?
Saya masih bertemu orang-orang yang memaksa kalau orang lain harus berdoa dengan cara mereka.“Anda harus pergi ke Sakramen Maha Kudus dan berlutut selama satu jam…”“Anda harus berdoa dalam bahasa roh…” “Anda harus berdoa Ibadat Harian…” “Anda harus berdoa, menyembah, melompat, dan menari seperti dalamp ersekutuan doa…” “Anda harus berdoa rosario…” “Anda harus berdoa dengan tenang, mengosongkan pikiran Anda…”Semua yang saya sebutkan di atas adalah bahasa-bahasa doa. Namun bukan sesuatu yang ‘mutlak’.Tak ada yang mutlak.

Sekarang, saya meminta orang-orang untuk menemukan bahasa doa mereka sendiri.Saya pun melakukannya.Dan aaahh…, saya merasa bebas bahwa bahasa doa saya bukanlah masuk kesuatu ruangan dan melakukan A.C.T.S. Pantas saja saya mengalami kesulitan besar! Saya merasa ‘tidak nyambung’.

BAHASA DOA SAYA?
Inilah yang saya lakukan setiap hari ketika meluangkan waktu bersamaTuhan …
Pagi hari, saya berjalan keluar rumah dan berdoa dalam bahasa roh. Hanya berjalan perlahan selama beberapa menit, menyerap sinar matahari pagi, dan menghirup hadirat Tuhan dan keindahan hari yang baru. Saya mengklaim berkat-berkat hari itu. Saya berdoa Novena kepada KasihTuhan. Mengapa saya berdoa di luar? Karena saya mencintai alam. Saya lebih merasakan hadirat Tuhan di luar daripada di dalam ruangan. BegitulahTuhan menciptakan saya. Kemudian saya masuk ke rumah, menyalakan laptop saya, dan “mendoakan”buku Impian saya. Ini berupa catatan sebanyak 15 halaman yang berisi daftar misi hidup saya. (Misi dalam hidup saya terdiri dari 4 kata:“Untuk Mewartakan Kasih Tuhan”.) Catatan ini juga berisi impian jangka panjang saya, termasuk apa yang ingin saya capai pada tahun ini. Mengapa saya berdoa dengan cara ini? Karena Tuhan mendesain psikologi saya sebagai seorang “peramal”.Dan kemudian, saya mulai menulis. Saya menulis semua doa saya, semua refleksi saya, dan semua yang saya temukan dan sadari. Ketika sayamelakukan ini, saya merasakan hadirat Tuhan dengan sangat nyata .Mengapa? Karena Tuhan menciptakan saya sebagai seorang penulis, dan menulis adalah bahasa doa saya. Saya tidak lagi banyak bergumul ketika saya berdoa. Saya suka berdoa. Saya rasa menyenangkan. Karena sekarang, berdoa bisa berupa semua aktivitas ini dan aktivitas yang lain. Karena saya tidak terikat pada satu cara berdoa. Karena saya menggunakan bahasa doa saya – bahasa yang Tuhan berikanpada saya.Karena doa adalah sebuah relasi, bukan suatu beban yang ditetapkan oleh orang lain dan harus saya lakukan. Hei, sekarang saya juga menghormati bahasa doa teman-teman saya…

CONTOH-CONTOH BAHASA DOA
• Seorang teman saya adalah pencinta musik. Maka setiap pagi, dia memutar CD penyembahannya. Dan ia menyembah Tuhan dengan bernyanyi mengikuti seluruh lagu yang diputar. Ia mengatakan pada saya bahwa waktu doa ini benar-benar menghubungkan dia dengan Tuhan.

• Paman saya yang senang olahraga berlari pagi setiap hari. (Ia sudah berusia 80 sekarang, jadi ia melakukannya dengan santai.) Tapi selama bertahun-tahun, ia berlari hingga ribuan mil. Dan ia mengatakan pada saya bahwa setiap pagi, ia berbicara pada Tuhan seolah Yang Maha Kuasa sedang berlari pagi di sisinya.

• Seorang teman mencintai ketenangan. Ia berjalan ke kapel terdekat dan berdiam dengan tenang di hadapan Sakramen Maha Kudus. Ia menyukainya.

BERDOA SECARA KREATIF DALAM KONDISI SULIT
Beberapa teman berdoa secara kreatif karena dipaksa oleh kondisi mereka. Ketika saya belum matang, saya sering menghakimi mereka, memaksa mereka untuk ‘menemukan’ waktu yang pantas untuk Tuhan. Sekarang, saya malah sangat kagum pada mereka…

• Seorang teman tinggal di Bogor dan menempuh dua jam perjalanan untuk berangkat kerja dan dua jam lagi untuk pulang. Ia hanya bisa tidur 4j am sehari. Namun karena ada perbaikan jalan tol sekarang di jalur Jakarta - Bogor, relasinya dengan Tuhan pun mengalami perbaikan. Separuh waktu perjalanannya, ia tidur. Dan separuhnya lagi, ia mengubah bis yang ditumpangi menjadi kapel pribadinya.

• Seorang yang baru menjadi ibu hanya dapat mencuri waktu untuk berdoa ketika ia menidurkan bayinya. Lagu ‘ninabobo’ yang dinyanyikannya adalah lagu-lagu penyembahan.

Teman, apakah Anda mengalami kesulitan untuk berdoa setiap hari?Apa bahasa doa Anda?Bagikan pada dunia. Seseorang mungkin akan disemangati oleh cara Anda berdoa.Dan ya, teruskan artikel ini kepada siapapun yang membutuhkan dorongan untuk berdoa!

Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez

Tidak ada komentar: