Sabtu, 09 Agustus 2008

BELAJAR UNTUK MENGATAKAN “TIDAK”…AGAR ANDA DAPAT MENGATAKAN “YA” YANG LEBIH BESAR KEPADA HIDUP

Orang Yang Menyusahkan Akan Mengajar Anda Bagaimana Membangun Batasan-batasan Anda

Jika Anda adalah seorang yang sangat membutuhkan pengakuan dari oranglain atau seorang yang selalu ingin menyenangkan orang lain seperti saya, saya menulis ini secara khusus bagi Anda.

Anda lihat, saya adalah seorang yang tidak suka mengatakan “Tidak”.

Untuk waktu yang sangat lama, kata itu bahkan tidak terdapat dalam perbendaharaan kata saya. Selama bertahun-tahun, saya tidak pernah menunjukkan kemarahan saya kepada siapapun. Setelah tersenyum bertahun-tahun, bahkan ketika saya tersinggung, saya sampai pada satu titik dimana saya bahkan tidak lagi merasakan kemarahan. Saya hanya menepis itu dari hidup saya. (Percaya deh, hal ini membuat saya berpikir saya begitu kudus. Tidak menyadari bahwa jauh dalam diri saya, saya sangat kacau secara emosional.)

Saya mempunyai ketergantungan akan pengakuan yang sangat kuat, yang mengatur setiap keputusan yang saya buat. Mengapa? Karena saya sangat ingin orang menyukai saya. Ketika seseorang tidak menyukai saya, saya merasa sangat susah. Saya tidak mencintai diri saya sendiri. Saya mempunyai harga diri yang sangat rendah dan buruk sekali. Karena itu saya mencoba untuk menyenangkan semua orang dalam segala cara. Saya membenci semua jenis konflik.

Oh ya, saya dulu sangat kacau. Dan salah satu cara untuk membuat orang lain mengasihi saya adalah dengan selalu mengatakan “Ya”. Saya tidak pernah tahu dengan mengatakan “Ya” setiap saat sebenarnya sama dengan mengatakan “Tidak” kepada suatu hidup yang berkelimpahan.

Maka saya mentolerir semua orang yang menyusahkan dan vampir emosional di planet ini: Orang-orang aneh yang ingin memegang kendali. Ratu-ratu drama. Kasus-kasus yang tidak logis. Orang-orang yang selalu marah. Orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Orang-orang yang hiper-sensitif. Para parasit yang posesif. Anda sebut orang yang menyusahkan, saya akan menyenangkan setiap mereka – hanyauntuk menjaga kedamaian.

Tapi damai yang keliru harus dibayar dengan suatu harga: saya membuang kedamaian hati saya. Rasa hormat terhadap diri sendiri. Harga diri saya. Saya akan ceritakan sebuah kisah pada Anda…Bangun Batasan-batasan Anda –Agar Anda Dapat Menyambut Orang Lain Sebagai Tamu Melalui Pintu Gerbang, Bukan Pencuri Yang Berlari Mengamuk Ke Dalam Hidup Anda Billy (bukan nama sebenarnya) adalah seorang teman yang mengundang saya untuk menjadi seorang rekan bisnis dalam salah satu perusahaannya. Tapi ia mempunyai satu kelemahan: Dia adalah seorang yang ingin mengendalikan. Ia ingin mengendalikan saya. Ia ingin mengendalikan semua orang. Termasuk matahari dan bulan dan bintang.

Untuk sementara, saya bisa menerimanya. Saya menganggapnya sebagai salah satu hal yang tidak menyenangkan dalam hidup, seperti jalinan kemacetan Manila, kelembaban Filipin, dan alergi saya terhadap udang. Tapi bekerja dengan Billy sangatlah membuat stres. Saya tidak ingin mengakuinya. “Tapi dia adalah teman saya,” saya katakan pada diri sendiri setiap kali saya merasa stres. Saya menyangkalnya. Ketergantungan saya akan pengakuan tengah membutakan saya pada kenyataan bahwa bekerja bersamanya membuat saya tidak waras.

Namun suatu hari, saya harus mengatakan “Tidak” dan membangun batasan-batasan pribadi saya. Banyak kali saya membiarkan dia menginjak-injak pagar saya. Saya harus memperbaiki batasan-batasan saya danmelindungi diri saya. Hal itu sangat menyakitkan, tapi saya tahu hanya ada satu jalan keluar.

Maka suatu hari, saya mengatakan pada Billy bahwa meskipun saya ingin tetap berteman, saya ingin keluar dari kerjasama bisnis kami. Ia tidak dapat menerima hal itu. Maka sejak hari itu, ia tidak pernah berbicara pada saya lagi. Hal itu menyakitkan karena persahabatan kami berakhir. Tapi saya langsung tahu saya telah melakukan sesuatu yang benar karena saya merasakan kedamaian hati hari itu.

Ketergantungan akan pengakuan saya disingkirkan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, saya menciptakan sebuah konflik. Dengan menghormati diri saya sendiri dan garis batasan saya, saya sedang bertumbuh dalam kekuatan diri.

Hari itu, saya akhirnya mencintai diri saya sendiri.

Hari ini, relasi-relasi saya lebih kaya. Karena batasan-batasan saya utuh, orang-orang yang datang dalam hidup saya adalah para tamu yang diundang yang masuk melalui pintu gerbang(saya membukanya dengan sengaja bagi mereka), bukan pencuri yang lari mengamuk ke dalam hidup saya.

Ketika Anda mengatakan “Tidak” pada situasi yang tepat, Anda sedang mengatakan sebuah “Ya” yang lebih besar kepada hidup. Kebenaran: Orang Akan Melakukan Apa Yang Anda Toleransikan

Ijinkan saya mengajukan pertanyaan ini: Adakah orang-orang dalam hidup Anda yang kepada mereka Anda harus mengatakan “Tidak”? Adakah orang-orang yang menyusahkan dalam hidup Anda yang telah menabrak gerbang dan berlari mengamuk ke dalam hidup Anda? Ingat: Anda mengajar orang lain bagaimana memperlakukan Anda. Jika orang tersebut melecehkan Anda, atau menghancurkan batasan-batasan Anda, itu berarti Anda mengajar orang itu bahwa apa yang dilakukannya adalah wajar. Anda mentoleransi. Dan orang lain akanmelakukan apa yang Anda toleransikan.

Solusinya mungkin tidak dengan mengakhiri relasi (meskipun terkadang ,itu adalah solusinya), tapi hanya untuk sekedar mengatakan “Tidak”pada situasi tertentu dimana orang itu melintasi garis batasan Anda. Nyatakan kembali diri Anda. Jangan biarkan orang lain menghancurkan Anda. Tuhan mencintai Anda. Tuhan menciptakan Anda sebagai anakNya. Tuhan ingin Anda bahagia. Karena itu berbahagialah.

Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez

Tidak ada komentar: